Rabu, 22 Mei 2013

aksara pura - pura

kita adalah aksara, 
yang pura - pura,
yang kita simpan dalam - dalam. diam - diam

kita adalah aksara yang rahasia,
yang hanya berbicara di dalam dada

kita diam, bungkam,
hanya memendam di dalam,

ah, saya tidak bisa berkata apa - apa

palung - paling


Aku adalah palung yang paling dalam mencintaimu
Kamu adalah palung tempatku jatuh paling dalam

(samalona, bulan februari, sebelum matahari terbit)

mata kaca


pada mataku yang kaca, 
telah kutampung rindu semusim, 
tempat hujan bermukim

dua puluh enam aksara (untuk ulang tahunmu)


kita punya dua puluh enam aksara, tentang kita, tentang rindu, yang hanya kita yang tahu

kita punya dua puluh enam aksara, tentang rindu – rindu yang begitu mengudara

kita punya dua puluh enam aksara, ini tentang “i” dan “u” yang berdekatan pada jemarimu di atas keyboard itu.

kita punya dua puluh enam aksara. kita adalah rindu – rindu yang berbicara



cinta itu....


Mungkin cinta itu gravitasi,
 ia jatuh kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja

Mungkin cinta itu juga anti-gravitasi, 
tanah yang dulu tempatmu berpijak, berubah awan yang berarak, kamu dibuainya

Mungkin cinta itu portal antar-dimensi, 
ia membawamu ke dunia gila yang tidak pernah kamu sangka

Cinta juga serupa peluru yang ditembakkan, sulit untuk kamu tolak

Mungkin cinta itu pedang bermata dua, jadi perlu berhati – hati agar keduanya tak terluka

Cinta juga adalah alasan kenapa tawamu tiba – tiba tersungging,
 dan ...... juga menjadi alasan tangismu yang berlarut – larut

Ada yang bilang cinta itu pada tatapan pertama, yang suatu saat menjadi ratapan pertama

Cinta itu persepsi, ketika kamu sedang jatuh di dalamnya, atau jatuh ditinggalnya....

cinta yang ja(t)uh

kepada cinta yang ja(t)uh,
kita semestinya tidak menakar,
karena cinta kita telah mengakar

kepada cinta yang ja(t)uh,

kita semestinya tidak mengukur,
lahan rindu siapa yang paling subur

kepada cinta yang ja(t)uh,

kita semestinya "saling",
bukan bersaing untuk menjaddi yang "paling"

kepada cinta yang ja(t)uh,

di sini rindu walau jauh,
dekap walau rapuh